Bolehkah Penderita Diabetes Mengonsumsi Gula? Penjelasan Medis yang Tepat
Apakah penderita diabetes boleh makan gula? Temukan penjelasan medis lengkap tentang jenis gula, dampaknya bagi tubuh, serta cara aman mengonsumsinya tanpa membuat gula darah melonjak.
DIABETES
9/6/20252 min read


Pendahuluan
Salah satu mitos terbesar tentang diabetes adalah larangan total terhadap gula. Banyak penderita diabetes merasa harus menjauhi semua makanan manis, mulai dari buah-buahan hingga makanan penutup. Bahkan ada dokter atau tenaga kesehatan yang masih melarang konsumsi gula sama sekali.
Padahal, secara medis larangan makan gula total adalah keliru. Gula tetap boleh dikonsumsi, asalkan dengan pengaturan yang tepat, seimbang, dan sesuai kebutuhan energi tubuh. Artikel ini akan membahas secara detail mengenai jenis-jenis gula, peran gula dalam tubuh, hingga bagaimana cara mengonsumsinya secara aman bagi penderita diabetes.
π Baca juga: Diabetes Bisa Dicegah, Ini Cara Efektif Menurunkan Risiko Sejak Dini
Sejarah Pandangan tentang Gula pada Diabetes
Sebelum ditemukannya insulin pada tahun 1921, penderita diabetes hanya diperbolehkan makan protein dan lemak. Karbohidrat, termasuk gula, benar-benar dilarang. Namun setelah insulin ditemukan, pasien mulai bisa mengonsumsi karbohidrat, terutama dari sayuran.
Seiring berkembangnya teknologi pemeriksaan gula darah, terutama sejak 1980-an dengan adanya glukometer, para dokter memahami bahwa pengaturan asupan karbohidrat lebih penting daripada sekadar melarang gula.
Jenis-Jenis Karbohidrat dan Gula
Karbohidrat adalah sumber energi utama tubuh, terbagi menjadi tiga kelompok:
Gula (sugar/simple carbohydrate) β glukosa, fruktosa, sukrosa, laktosa.
Zat pati (starch/complex carbohydrate) β nasi, roti, kentang, pasta.
Serat (fiber) β sayuran, buah berserat, biji-bijian.
Gula (Simple Sugar)
Secara kimia, gula terbagi menjadi:
Monosakarida: glukosa, fruktosa (buah & madu), galaktosa (susu).
Disakarida: sukrosa (gula pasir), laktosa (gula susu), maltosa.
Semua jenis karbohidrat pada akhirnya akan dipecah menjadi glukosa, yang digunakan sel tubuh sebagai energi dengan bantuan hormon insulin.
π Baca juga: Rencana Menu Harian untuk Diabetes: Panduan Makan Sehat dan Teratur
Kesalahan Umum tentang Gula
Banyak diabetesi beranggapan bahwa:
Buah manis (seperti apel, mangga, pepaya) harus dihindari β padahal buah mengandung vitamin, mineral, dan serat yang justru bermanfaat.
Gula merah atau madu lebih aman daripada gula pasir β faktanya, keduanya tetap meningkatkan kadar gula darah.
Makanan tidak manis otomatis aman β misalnya nasi putih atau mie, padahal keduanya cepat meningkatkan kadar glukosa darah.
Risiko Konsumsi Gula Berlebihan
Meskipun gula tidak sepenuhnya dilarang, konsumsi berlebihan dapat menimbulkan dampak negatif, antara lain:
Menambah kalori tanpa nutrisi β gula pasir hanya memberikan energi tanpa vitamin atau mineral.
Tidak memberikan rasa kenyang β sehingga mendorong konsumsi berlebih dan meningkatkan risiko obesitas.
Merusak gigi β gula mudah difermentasi oleh bakteri mulut sehingga menyebabkan gigi berlubang.
Meningkatkan kadar gula darah drastis β yang berbahaya terutama bagi penderita diabetes tipe 2 dengan resistensi insulin.
Prinsip Aman Mengonsumsi Gula bagi Diabetes
Daripada melarang total, penderita diabetes sebaiknya belajar mengatur konsumsi gula dengan bijak. Beberapa prinsip medis yang perlu diperhatikan:
Hitung kebutuhan kalori harian β jumlah gula harus disesuaikan dengan total kalori.
Batasi makanan tinggi gula tambahan β seperti soft drink, kue manis, es krim, jajanan pasar.
Pilih sumber karbohidrat sehat β nasi merah, gandum utuh, kentang rebus, sayuran berserat.
Utamakan buah segar β lebih baik daripada jus dengan tambahan gula.
Seimbangkan dengan olahraga β aktivitas fisik membantu membakar kelebihan kalori.
Perhatikan indeks glikemik (IG) β pilih makanan dengan IG rendah hingga sedang.
Apakah Pemanis Rendah Kalori Lebih Aman?
Banyak produk makanan berlabel βsugar-freeβ atau menggunakan pemanis buatan seperti sorbitol, xylitol, atau aspartam. Walau tidak meningkatkan gula darah setinggi gula pasir, beberapa di antaranya tetap memiliki kalori dan bila dikonsumsi berlebihan bisa menimbulkan efek samping pencernaan.
Karena itu, penggunaannya tetap harus dibatasi dan tidak boleh dianggap sebagai βjalan bebas hambatanβ bagi penderita diabetes.
Kesimpulan
Secara medis, penderita diabetes tidak harus pantang gula total. Gula boleh dikonsumsi dengan syarat: jumlahnya terkontrol, dipilih dari sumber yang tepat, dan disesuaikan dengan kebutuhan energi tubuh.
Kuncinya ada pada pengaturan pola makan sehat, seimbang, dan disiplin. Dengan begitu, penderita diabetes tetap bisa menikmati makanan manis sesekali, tanpa harus khawatir gula darah melonjak drastis.