Hubungan Stres, GERD, dan Manfaat Akupuntur dalam Mengurangi Kecemasan

Stres dan kecemasan terbukti dapat memperburuk gejala GERD. Pelajari bagaimana akupuntur membantu meredakan asam lambung sekaligus menenangkan pikiran, memutus lingkaran stres dan GERD.

9/4/20252 min read

GERD (Gastroesophageal Reflux Disease) atau penyakit asam lambung naik sudah menjadi masalah kesehatan yang sangat sering ditemui. Rasa terbakar di dada, asam yang naik ke tenggorokan, hingga mual dan sesak dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Namun, yang sering tidak disadari adalah hubungan erat antara stres, kecemasan, dan kambuhnya gejala GERD.

Banyak penelitian menunjukkan bahwa kondisi psikis memiliki peran besar dalam memperburuk masalah lambung. Saat stres, tubuh memproduksi hormon tertentu yang dapat memengaruhi sistem pencernaan, termasuk meningkatkan produksi asam lambung. Akibatnya, penderita GERD bukan hanya berhadapan dengan keluhan fisik, tetapi juga beban mental yang membuat penyakit semakin sulit dikendalikan.

Stres sebagai Pemicu GERD

Ketika seseorang berada dalam kondisi stres, tubuh akan memasuki mode “fight or flight”. Hormon stres seperti kortisol dan adrenalin meningkat, yang kemudian memengaruhi banyak fungsi tubuh, termasuk sistem pencernaan. Pada penderita GERD, stres dapat:

  • Melemahkan otot sfingter esofagus bawah (LES) yang seharusnya menahan asam tetap di lambung.

  • Memperlambat pengosongan lambung sehingga makanan bertahan lebih lama.

  • Meningkatkan sensitivitas kerongkongan terhadap asam.

Hal inilah yang menjelaskan mengapa gejala GERD sering kambuh ketika seseorang mengalami tekanan mental, kelelahan, atau kecemasan berlebihan.

Lingkaran Setan: GERD dan Kecemasan

Yang menarik, hubungan stres dan GERD ternyata bersifat dua arah. Tidak hanya stres yang memperburuk GERD, tetapi gejala GERD itu sendiri juga bisa menimbulkan kecemasan.

Pasien sering merasa khawatir ketika gejala muncul tiba-tiba, misalnya rasa panas di dada yang mirip dengan serangan jantung, atau sesak yang membuat panik. Kekhawatiran ini menimbulkan kecemasan kronis, yang pada gilirannya justru memperparah stres dan kembali memicu kambuhnya GERD. Terbentuklah lingkaran setan antara stres, kecemasan, dan GERD.

Akupuntur Sebagai Terapi Penyeimbang

Dalam kondisi seperti ini, akupuntur hadir sebagai salah satu terapi alami yang bisa membantu memutus lingkaran tersebut. Akupuntur bekerja dengan cara menstimulasi titik-titik tertentu pada tubuh menggunakan jarum halus. Dari sudut pandang tradisional Tiongkok, tusukan jarum ini membantu menyeimbangkan aliran energi atau “qi”. Sementara itu, dari sudut pandang medis modern, akupuntur terbukti dapat memengaruhi sistem saraf, hormon, serta neurotransmitter yang berkaitan dengan rasa sakit, stres, dan fungsi organ.

Bagi penderita GERD, akupuntur memiliki dua manfaat utama:

  1. Mengurangi gejala fisik GERD dengan cara menenangkan saraf, mengurangi produksi asam berlebih, dan memperbaiki koordinasi otot pencernaan.

  2. Menurunkan tingkat stres dan kecemasan, sehingga pasien tidak hanya sembuh dari sisi fisik tetapi juga merasa lebih tenang secara mental.

Bukti Ilmiah dan Pengalaman Pasien

Beberapa penelitian telah menunjukkan manfaat akupuntur dalam menangani gangguan pencernaan, termasuk GERD. Studi tertentu menemukan bahwa akupuntur dapat meningkatkan kekuatan otot sfingter esofagus bawah sehingga asam tidak mudah naik ke kerongkongan. Ada juga laporan bahwa pasien yang menjalani akupuntur secara rutin mengalami perbaikan signifikan dalam kualitas tidur dan berkurangnya kecemasan yang menyertai gejala GERD.

Selain data ilmiah, banyak pasien melaporkan pengalaman positif setelah menjalani terapi akupuntur. Mereka merasa lebih rileks, gejala nyeri dada berkurang, tidur menjadi lebih nyenyak, dan pikiran lebih tenang. Kombinasi inilah yang membuat akupuntur semakin populer sebagai terapi tambahan bagi penderita GERD.

Hal yang Perlu Diperhatikan

Meski akupuntur relatif aman, terapi ini tetap harus dilakukan oleh praktisi berpengalaman dengan jarum steril sekali pakai. Pasien yang memiliki kondisi medis khusus, seperti kelainan pembekuan darah atau sedang hamil, sebaiknya berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter. Akupuntur sebaiknya juga tidak dipandang sebagai pengganti total obat medis, melainkan pelengkap yang bekerja bersama pola makan sehat, pengaturan gaya hidup, dan pengobatan yang dianjurkan dokter.

Kesimpulan

Hubungan antara stres, kecemasan, dan GERD sangat erat, sehingga mengatasi penyakit ini tidak bisa hanya berfokus pada lambung saja. Pendekatan yang menyeluruh, termasuk mengendalikan faktor psikologis, sangat penting untuk hasil yang lebih baik.

Akupuntur menawarkan manfaat ganda: membantu meredakan gejala fisik GERD sekaligus menenangkan pikiran. Dengan pengawasan yang tepat, terapi ini bisa menjadi jalan keluar alami bagi penderita GERD yang ingin hidup lebih nyaman tanpa terus-menerus dibayangi rasa nyeri dan kecemasan.