

Pendahuluan
Nyeri lutut adalah keluhan yang sering dialami banyak orang, baik usia muda maupun lanjut. Namun, tidak semua nyeri lutut memiliki penyebab yang sama. Dua kondisi yang kerap membingungkan adalah asam urat dan osteoartritis. Keduanya sama-sama menimbulkan nyeri di sendi lutut, tetapi mekanisme, gejala, dan penanganannya sangat berbeda.
Memahami perbedaan nyeri lutut akibat asam urat dan osteoartritis penting agar penanganan yang diberikan tepat. Kesalahan dalam mendiagnosis bisa membuat keluhan semakin parah dan memengaruhi kualitas hidup.
👉 Baca juga: Sakit Lutut Saat Bangun Tidur, Apa Artinya?
Nyeri Lutut Akibat Asam Urat
Asam urat adalah kondisi ketika kadar asam urat dalam darah terlalu tinggi, lalu membentuk kristal yang menumpuk di sendi. Kristal tajam ini memicu peradangan sehingga sendi terasa nyeri, bengkak, dan panas. Serangan asam urat sering datang tiba-tiba, bahkan saat malam atau pagi hari ketika tubuh sedang beristirahat.
Pada lutut, nyeri akibat asam urat biasanya terasa tajam dan menusuk, disertai bengkak merah dan sensasi hangat. Nyeri bisa begitu hebat hingga penderita sulit berjalan. Serangan bisa reda dalam beberapa hari, tetapi sering kambuh jika pola makan dan gaya hidup tidak diubah.
Faktor pemicu utama adalah konsumsi makanan tinggi purin seperti jeroan, daging merah, seafood, serta minuman beralkohol atau tinggi gula. Orang dengan riwayat keluarga asam urat juga lebih berisiko mengalami kondisi ini.
Nyeri Lutut Akibat Osteoartritis
Berbeda dengan asam urat, osteoartritis adalah penyakit degeneratif yang terjadi karena penipisan tulang rawan di sendi. Tanpa bantalan tulang rawan yang sehat, tulang di lutut saling bergesekan sehingga menimbulkan nyeri, kaku, dan bunyi berderak saat digerakkan.
Gejala khas osteoartritis adalah nyeri yang muncul perlahan dan memburuk saat aktivitas, misalnya berjalan jauh atau naik tangga. Pagi hari biasanya lutut terasa kaku, tetapi keluhan membaik setelah digerakkan beberapa saat. Pada tahap lanjut, lutut bisa tampak bengkok atau kehilangan kekuatan karena kerusakan sendi semakin parah.
Faktor risikonya antara lain usia lanjut, obesitas, riwayat cedera lutut, dan pekerjaan atau aktivitas yang memberi tekanan berulang pada lutut.
Perbedaan Utama Asam Urat dan Osteoartritis pada Lutut
Meski sama-sama menyebabkan nyeri, ada beberapa perbedaan penting:
Onset gejala: asam urat muncul tiba-tiba, sedangkan osteoartritis berkembang perlahan.
Sifat nyeri: asam urat biasanya terasa sangat tajam dan disertai bengkak merah panas, sedangkan osteoartritis menimbulkan nyeri tumpul dengan kekakuan sendi.
Durasi keluhan: serangan asam urat bisa berlangsung beberapa hari hingga minggu, sedangkan osteoartritis cenderung menetap kronis dan memburuk seiring waktu.
Faktor risiko: asam urat dipicu makanan tinggi purin, sedangkan osteoartritis lebih terkait usia, obesitas, dan riwayat cedera.
Memahami perbedaan ini membantu pasien dan tenaga medis menentukan langkah penanganan yang tepat.
Cara Mengatasi dan Mencegah
Jika nyeri lutut disebabkan oleh asam urat, pengobatan meliputi obat pereda nyeri dan antiinflamasi, serta obat khusus untuk menurunkan kadar asam urat. Perubahan gaya hidup juga sangat penting: membatasi makanan tinggi purin, banyak minum air putih, dan menjaga berat badan ideal.
Sementara itu, penanganan osteoartritis difokuskan pada memperlambat kerusakan sendi dan mengurangi nyeri. Terapi yang diberikan bisa berupa fisioterapi, olahraga low-impact seperti berenang, penggunaan obat antiinflamasi, hingga suntikan kortikosteroid. Pada kasus berat, operasi penggantian sendi menjadi pilihan terakhir.
Pencegahan untuk keduanya mencakup gaya hidup sehat: menjaga berat badan, rutin berolahraga, memperhatikan asupan nutrisi, dan tidak mengabaikan keluhan lutut sekecil apa pun.
👉 Baca juga: Rahasia Mencegah Nyeri Lutut Sejak Muda hingga Usia Tua
Kesimpulan
Nyeri lutut bisa disebabkan oleh banyak hal, tetapi dua penyebab paling umum adalah asam urat dan osteoartritis. Asam urat ditandai dengan nyeri tajam mendadak disertai bengkak, sedangkan osteoartritis berkembang perlahan dengan rasa kaku dan nyeri kronis.
Membedakan keduanya sangat penting karena penanganannya berbeda. Jika keluhan tidak kunjung membaik, segera konsultasikan ke dokter untuk pemeriksaan lebih lanjut. Dengan diagnosis tepat dan gaya hidup sehat, nyeri lutut bisa dikendalikan sehingga kualitas hidup tetap terjaga.
