Bahaya Diabetes Tidak Terkontrol: Dari Serangan Jantung hingga Amputasi
Bahaya diabetes yang tidak terkontrol bisa berujung komplikasi mematikan seperti serangan jantung, gagal ginjal, kebutaan, hingga amputasi. Kenali risikonya dan cegah sejak dini.
9/17/20252 min read


Pendahuluan
Banyak penderita diabetes merasa baik-baik saja meski kadar gula darahnya tinggi. Tidak ada gejala berarti, tubuh masih bisa beraktivitas normal, sehingga kontrol sering diabaikan. Padahal, diabetes yang tidak terkontrol ibarat bom waktu. Perlahan tapi pasti, gula darah tinggi merusak pembuluh darah dan organ vital. Hasil akhirnya bisa berupa serangan jantung, gagal ginjal, kebutaan, bahkan amputasi kaki.
👉 Baca juga: Kontrol Diabetes Seumur Hidup: Kunci Mencegah Komplikasi Berbahaya
Risiko Diabetes yang Tidak Terkontrol
Kadar gula darah yang terus-menerus tinggi menimbulkan dua jenis komplikasi: akut dan kronis. Komplikasi akut terjadi tiba-tiba dan bisa membahayakan nyawa, misalnya hipoglikemia (gula darah terlalu rendah), hiperglikemia (terlalu tinggi), serta ketoasidosis diabetik yang ditandai mual, muntah, napas cepat, dan penurunan kesadaran.
Sementara komplikasi kronis berkembang perlahan dalam hitungan tahun. Gula darah yang tidak stabil merusak dinding pembuluh darah sehingga aliran darah ke organ terganggu. Akibatnya, penderita diabetes berisiko lebih tinggi mengalami serangan jantung, stroke, gagal ginjal kronis, kebutaan karena retinopati diabetik, hingga luka kaki yang sulit sembuh dan berujung amputasi.
Bukti Ilmiah Pentingnya Kontrol Gula Darah
Sejumlah penelitian besar telah membuktikan manfaat pengendalian gula darah sejak dini. Diabetes Control and Complications Trial (DCCT) pada pasien diabetes tipe 1 dan United Kingdom Prospective Diabetes Study (UKPDS) pada pasien tipe 2 menunjukkan bahwa pengendalian gula darah yang ketat mampu menurunkan risiko komplikasi kronis secara signifikan.
Artinya, semakin cepat penderita diabetes berkomitmen menjaga gula darah tetap stabil, semakin kecil kemungkinan mengalami kerusakan organ di kemudian hari. Inilah alasan mengapa dokter selalu menekankan pentingnya kontrol seumur hidup.
👉 Baca juga: Diabetes Melitus: Penyakit Kronis yang Sering Diremehkan tapi Mematikan
Komplikasi Akut dan Kronis
Komplikasi Akut
Hipoglikemia bisa terjadi jika penderita terlambat makan, berolahraga terlalu berat, atau menggunakan obat penurun gula berlebihan. Gejalanya berupa gemetar, keringat dingin, jantung berdebar, hingga pingsan. Sebaliknya, hiperglikemia dapat muncul bila penderita lupa minum obat, makan berlebihan, atau sedang sakit. Pada kondisi parah, bisa berkembang menjadi ketoasidosis yang berbahaya bagi nyawa.
Komplikasi Kronis
Komplikasi kronis adalah dampak jangka panjang dari gula darah tinggi. Serangan jantung dan stroke muncul akibat pengerasan pembuluh darah. Ginjal bisa rusak hingga memerlukan cuci darah. Retina mata mengalami kerusakan yang menyebabkan kebutaan. Kerusakan saraf (neuropati) menimbulkan kesemutan, baal, dan luka di kaki yang tidak terasa hingga akhirnya terinfeksi parah. Banyak kasus amputasi pada penderita diabetes berawal dari luka kecil yang diabaikan.
Mengapa Sulit Mengendalikan Diabetes?
Tidak semua penderita berhasil mengendalikan gula darah. Beberapa faktor yang mempersulit antara lain usia yang terlalu muda atau terlalu tua, adanya penyakit penyerta seperti gagal ginjal atau jantung, komplikasi yang sudah berat, serta risiko hipoglikemia akibat pengobatan. Selain itu, faktor gaya hidup juga sangat berpengaruh. Pola makan tidak sehat, kurang olahraga, stres, dan kepatuhan minum obat yang rendah sering kali membuat gula darah tetap tinggi meski sudah diobati.
Kesimpulan
Diabetes bukan sekadar penyakit gula, tetapi sebuah kondisi kronis yang dapat menimbulkan komplikasi mematikan bila tidak dikendalikan. Risiko serangan jantung, gagal ginjal, kebutaan, hingga amputasi kaki nyata adanya. Namun kabar baiknya, komplikasi ini bisa dicegah dengan pengendalian gula darah yang baik sejak awal.
Komitmen seumur hidup untuk menjaga pola makan sehat, berolahraga teratur, rutin memeriksa gula darah, serta patuh pada terapi dokter adalah kunci untuk mencegah bahaya diabetes tidak terkontrol. Jangan menunggu hingga komplikasi muncul, mulailah mengendalikan diabetes sekarang juga.