Panduan Konsumsi Protein untuk Penderita Diabetes: Sehat, Aman, dan Seimbang
Protein untuk Penderita Diabetes, aman kah? Ketahui kebutuhan protein harian, sumber protein terbaik, serta cara aman mengatur asupan agar gula darah dan fungsi ginjal tetap sehat.
9/6/20252 min read


Pendahuluan
Protein adalah salah satu zat gizi penting yang dibutuhkan tubuh untuk membangun sel, memperbaiki jaringan, serta menjaga daya tahan tubuh. Namun, bagi penderita diabetes, konsumsi protein perlu diperhatikan secara cermat.
Banyak orang salah kaprah dengan mengurangi karbohidrat berlebihan dan menggantinya dengan banyak daging atau telur (sering disebut diet macan). Padahal, pola makan seperti ini justru bisa berbahaya, terutama bagi ginjal penderita diabetes. Artikel ini akan membahas panduan medis mengenai kebutuhan protein harian, dampak kelebihan dan kekurangan protein, serta sumber protein terbaik bagi diabetesi.
👉 Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Mengonsumsi Gula? Penjelasan Medis yang Tepat
Peran Penting Protein bagi Tubuh
Hampir separuh berat tubuh manusia tersusun dari protein. Protein terdiri atas asam amino yang berfungsi untuk:
Membentuk sel baru dan mengganti sel rusak.
Membuat antibodi untuk melawan infeksi.
Menyokong fungsi enzim dan hormon, termasuk hormon insulin.
Menjadi bahan dasar pigmen penglihatan.
Membantu proses pembekuan darah.
Tanpa protein yang cukup, tubuh akan kehilangan banyak fungsi vitalnya.
Kebutuhan Protein Harian untuk Diabetes
Menurut rekomendasi medis:
Dewasa dengan diabetes: 0,8 gram protein per kilogram berat badan per hari.
Bayi, anak, remaja, ibu hamil/menyusui: 0,9–2,2 gram/kg berat badan per hari.
Artinya, seseorang dengan berat badan 60 kg membutuhkan sekitar 48 gram protein per hari. Jumlah ini setara dengan:
100 gram dada ayam tanpa kulit (35 g protein).
1 gelas susu rendah lemak (8 g protein).
1 butir telur (7 g protein).
👉 Baca juga: Rencana Menu Harian untuk Diabetes: Panduan Makan Sehat dan Teratur
Dampak Kelebihan Protein
Mengonsumsi protein secara berlebihan tidak membuat diabetes lebih terkontrol. Justru, dampaknya bisa merugikan kesehatan:
Meningkatkan beban ginjal → protein berlebih diubah menjadi glukosa (glukoneogenesis), membuat gula darah naik, dan memperburuk kerusakan ginjal (nefropati diabetik).
Menyebabkan penimbunan lemak → kelebihan protein diubah menjadi lemak tubuh.
Meningkatkan risiko penyakit jantung → protein dari daging merah dan kuning telur tinggi kolesterol LDL.
Memicu osteoporosis dan batu ginjal → akibat metabolisme protein yang berlebihan.
Kebiasaan mengonsumsi daging dan telur berlebihan harus dihindari, terutama pada penderita diabetes dengan komplikasi ginjal.
Dampak Kekurangan Protein
Sebaliknya, bila asupan protein terlalu rendah, penderita diabetes bisa mengalami:
Malnutrisi → tubuh lemah, daya tahan tubuh menurun.
Mudah infeksi → karena antibodi tidak terbentuk optimal.
Risiko jatuh dan patah tulang → akibat massa otot berkurang.
Kekurangan protein sering terjadi pada penderita diabetes yang hanya makan nasi putih atau makanan minim gizi, atau pada mereka yang kesulitan ekonomi.
Sumber Protein Sehat untuk Diabetes
Pemilihan sumber protein sangat penting. Berikut panduan yang dianjurkan:
Protein Hewani
Ikan laut dalam (salmon, tuna, makarel) → kaya omega-3, baik untuk jantung.
Ayam tanpa kulit → rendah lemak, tinggi protein.
Daging sapi tanpa lemak → boleh dikonsumsi terbatas (1–2 kali per minggu).
Telur → batasi konsumsi kuning telur, utamakan putih telur.
Susu rendah lemak atau yogurt → sebagai sumber kalsium dan protein.
Protein Nabati
Tahu dan tempe → sumber protein nabati utama, murah, dan tinggi serat.
Kacang-kacangan → seperti kedelai, almond, atau kacang tanah rebus.
Biji-bijian → gandum, quinoa, atau beras merah.
👉 Baca juga: Bolehkah Penderita Diabetes Mengonsumsi Gula? Penjelasan Medis
Panduan Praktis Konsumsi Protein
Agar lebih aman, ikuti panduan berikut:
Penuhi 20–30% kalori harian dari protein.
Pilih protein rendah lemak → ikan lebih baik daripada daging merah.
Batasi daging merah & kuning telur.
Sisipkan 1–2 hari tanpa protein hewani → ganti dengan protein nabati.
Kontrol fungsi ginjal secara rutin → terutama bagi penderita diabetes lama atau dengan albuminuria.
Kesimpulan
Protein adalah nutrisi penting yang tidak boleh diabaikan dalam diet diabetes. Namun, jumlah dan jenisnya harus seimbang. Kelebihan protein berisiko merusak ginjal, sementara kekurangan protein melemahkan tubuh.
Penderita diabetes disarankan memenuhi kebutuhan protein sesuai berat badan, memilih sumber protein sehat (lebih banyak ikan dan protein nabati), serta menghindari konsumsi berlebihan daging merah dan telur.